Bencana Alam - Badai Porak-Porandakan Filipina dan India
MANILA– Sedikitnya 13 orang tewas akibat hantaman Topan Nari di utara Filipina pada Sabtu (12/10) dini hari. Hingga kemarin, ribuan bangunan hancur dan lebih dari 2 juta orang hidup tanpa aliran listrik.
Topan Nari menghantam pantai utara negara itu sejak Jumat (11/10) sekitar pukul 23.00 WIB. Topan ini menumbangkan pohon dan tiang-tiang listrik di wilayah pertanian di Pulau Luzon. “Jumlah kerusakan masih didata. Beberapa area masih banjir,” ujar Kepala Dewan Manajemen dan Pengurang Risiko Bencana Nasional Eduardo del Rosario, dikutip AFP.
Saksi di kota pesisir Bales, tempat terjadinya tanah longsor akibat Topan Nari, mengatakan banyak pohon besar tumbang. Petugas terus berusaha membersihkan jalanan. Truk militer dan polisi mengangkut warga keluar dari desa meski cuaca telah membaik setelah topan dengankecepatan120kilometer per jam keluar dari Laut China Selatan. “Angin topan sangat kencang. Setelah itu, kami mendengar atap rumah kami berjatuhan,” ujar salah satu korban. Juru bicara dewan bencana Rey Balido mengatakan, sekitar 6.000 orang harus dievakuasi ke tempat penampungan milik pemerintah.
Dia juga menegaskan agar warga waspada karena topan ini bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor. Informasi dari kantor pertahanan sipil mengungkapkan, topan telah menghantam 37 kota besar di Luzon dan kota-kota kecil yang dihuni sekitar 2,1 juta orang. Tak hanya di Filipina, badai dahsyat juga menghantam pantai timur India. Badai ini menjadi yang terparah dalam 14 tahun terakhir. Sekitar setengah juta orang telah diungsikan ke tempat penampungan.
Menurut laporan Reuters, Badai Phailin membawa angin dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam yang memicu tanah longsor di kawasan Teluk Bengal pada Sabtu lalu. Badai ini diperkirakan akan menghilang selama kurun waktu 36 jam. Pemerintah negara bagian Odisha mengatakan, jumlah korban tewas mencapai tujuh orang. Empat orang di antaranya meninggal setelah tertimpa pohon tumbang dan satu orang tewas terkena dinding rumah yang roboh.
Badai ini merupakan salah satu dari tiga badai besar yang terjadi di Asia. Kemarin Topan Nari mendekati Vietnam dan Topan Wipha menjulang di atas Pasifik. Akibat badai ini, sedikitnya 550.000 orang di negara bagian Odisha dan Andhra Pradesh menghabiskan malam di tempat penampungan. Beberapa penampungan ini dibangun setelah badai hebat yang menewaskan 10.000 orang di wilayah yang sama pada 1999 lalu. Sedangkan, warga lain mengungsi di sekolah atau kuil. Otoritas Bencana Nasional menyebut evakuasi ini sebagai yang terbesar di India. susi susanti
Topan Nari menghantam pantai utara negara itu sejak Jumat (11/10) sekitar pukul 23.00 WIB. Topan ini menumbangkan pohon dan tiang-tiang listrik di wilayah pertanian di Pulau Luzon. “Jumlah kerusakan masih didata. Beberapa area masih banjir,” ujar Kepala Dewan Manajemen dan Pengurang Risiko Bencana Nasional Eduardo del Rosario, dikutip AFP.
Saksi di kota pesisir Bales, tempat terjadinya tanah longsor akibat Topan Nari, mengatakan banyak pohon besar tumbang. Petugas terus berusaha membersihkan jalanan. Truk militer dan polisi mengangkut warga keluar dari desa meski cuaca telah membaik setelah topan dengankecepatan120kilometer per jam keluar dari Laut China Selatan. “Angin topan sangat kencang. Setelah itu, kami mendengar atap rumah kami berjatuhan,” ujar salah satu korban. Juru bicara dewan bencana Rey Balido mengatakan, sekitar 6.000 orang harus dievakuasi ke tempat penampungan milik pemerintah.
Dia juga menegaskan agar warga waspada karena topan ini bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor. Informasi dari kantor pertahanan sipil mengungkapkan, topan telah menghantam 37 kota besar di Luzon dan kota-kota kecil yang dihuni sekitar 2,1 juta orang. Tak hanya di Filipina, badai dahsyat juga menghantam pantai timur India. Badai ini menjadi yang terparah dalam 14 tahun terakhir. Sekitar setengah juta orang telah diungsikan ke tempat penampungan.
Menurut laporan Reuters, Badai Phailin membawa angin dengan kecepatan lebih dari 200 kilometer per jam yang memicu tanah longsor di kawasan Teluk Bengal pada Sabtu lalu. Badai ini diperkirakan akan menghilang selama kurun waktu 36 jam. Pemerintah negara bagian Odisha mengatakan, jumlah korban tewas mencapai tujuh orang. Empat orang di antaranya meninggal setelah tertimpa pohon tumbang dan satu orang tewas terkena dinding rumah yang roboh.
Badai ini merupakan salah satu dari tiga badai besar yang terjadi di Asia. Kemarin Topan Nari mendekati Vietnam dan Topan Wipha menjulang di atas Pasifik. Akibat badai ini, sedikitnya 550.000 orang di negara bagian Odisha dan Andhra Pradesh menghabiskan malam di tempat penampungan. Beberapa penampungan ini dibangun setelah badai hebat yang menewaskan 10.000 orang di wilayah yang sama pada 1999 lalu. Sedangkan, warga lain mengungsi di sekolah atau kuil. Otoritas Bencana Nasional menyebut evakuasi ini sebagai yang terbesar di India. susi susanti
0 komentar:
Posting Komentar